Saturday, September 3, 2016

Sahdi Dalam Satu Lembar : "Dewi Jangkrik"


DEWI JANGKRIK

“Tak bersuara kaki ketika ku berlari di tepian pantai ini, tak kan ada yang bisa melihat kekosongan jiwa ini karna senyum bahagia manipulasi, tak berarah khatulistiwa, seperti pagi tak bermentari, kedinginan di luas gurun, berjalan meraba tak melihat dan memudar biru langit”

“Tanya menyertai heran, akan hidup seperti mati, terpisah dengan cita yang menjadi trauma, laksana raja tak bermahkota, air tak lagi menyegarkan dan tangan tak bisa meraba, tak nikmat hidupku seperti ini, menempati surga tanpa bidadari, melawan diriku ingin meninggalkan dimensi ini”

“Tak kan kubiarkan gelap lebih pekat lagi, akupun rindu akan hangat sang mentari dan bukankah sudah saatnya bunga mekar setelah musim dingin yang panjang, pelangi setelah hujan kemarau, biar ku lepas panjang kisah kemarin,dan ku ingat dalam satu lembar goresan, sehingga jika di suatu kehidupan nanti, kau singgah lagi di istanaku akan ku jamu dengan kisah ini”

“Kisah dimana kau tuntun sang buta melewati laut dewata dengan lantunan seruling, kau paksa sang buta mendaki rinjani, melewati luasnya lautan dewata, seruling mu kau tiup semakin merdu, tahukah kamu sang buta semakin ingin mendekatimu, terasa begitu dekat tanah selaparang istanamu dari tanah dewa ini, badai dia temui ketika akan berlayar ke istanamu, hujan tak membasahi,panas tak mengenai, seakan semuanya kalah dengan merdu seruling yang kau tiup ,lihat !! sang buta berdiri bangga menyandarkan perahu kecilnya, kini dia di depan istanamu tersenyum bahagia ingin menjumpaimu”

“Lalu kenapa kau hentikan tiupan merdu serulingmu ? sang buta tak tahu mahkota apa yang kau pakai, tapi tersadar dirinya akan kodrat, memenangi hati dewi penuh perjuangan, sampai dia tiba di pintu istanamu, lalu sembunyi dirimu dan memandang hina dirinya, sedang kau tahu badai semalam hampir mematikannya, tapi pantang bagi sang buta menyesali perjuangan, malah di tuliskannya kisah ini dalam selembar cerita perjuangan, dimana sang dewi manis bertutur kata hanya suara semata, seperti jangkrik yang mendering merdu dari kejauhan kemudian bisu dan  bersembunyi ketika di dekati”

Denpasar 04-september-2016 ( 23:30 pm) “ganesha resident block C (sahdi)”

Sahdi Dalam Satu Lembar

Lembar ke : 4
Title           : Dewi Jangkrik

"kisah ini mewakili kecewa hati, karna setiap kali ku pulang ke Tanah selaparang tak kunjung ku dapatkan tujuan hati, dewi yang sengaja buta dan tak mau melihat"

0 comments:

Post a Comment